Sabtu, 02 April 2016

FRIENDSTER

Situs ini merupakan situs jejaring sosial pertama di internet yang memiliki basis awal di negara-negara berbahasa Inggris, lalu menyebar hingga ke Asia. Posisinya di Amerika Serikat dan tidak lama kemudian digantikan dengan MySpace dan kemudian Facebook dan LinkedIn, namun situs ini masih memiliki basis massa di Asia.
Friendster adalah sebuah situs permainan sosial yang berfokus pada permainan dan musik yang berpusat di Mountain View,California. Friendster sebelumnya dikenal sebagai situs jejaring sosial Sebelum dirancang ulang, layanan ini memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan anggota lain, serta berbagi konten dan media daring dengan anggota tersebut. Situs web ini dulunya digunakan untuk berkencan dan mencari tahu tentang acara baru, band, dan hobi. Pengguna dapat berbagi video, foto, pesan dan komentar dengan anggota lain melalui profil dan jaringan mereka. Friendster dianggap sebagai salah satu jejaring sosial asli dan bahkan "kakek"-nya semua jejaring sosial. Layanan ini sangat populer di kawasan Asia Tenggara.
Pada Mei 2011, perusahaan ini mengalihkan diri menjadi situs permainan sosial dan menghapus semua akun jejaring sosial penggunanya. Namun akun Friendster tidak akan dihapus dan pengguna masih bisa masuk log menggunakan surel dan sandi lama mereka. Mereka juga menyatakan bahwa daftar kontak (atau daftar teman) akan dipertahankan bersama informasi dasar pengguna. Situs baru ini akan terfokus pada "hiburan dan kesenangan", dan tidak bertujuan untuk bersaing dengan Facebook, namun justru melengkapinya.
Friendster memiliki lebih dari 8,2 juta pengguna terdaftar dan lebih dari 1 juta pengunjung unik setiap bulannya; namun sejak situs ini menghapus semua konten dan menjadi situs permainan, jumlah ini turun menjadi 1,2 juta pengguna terdaftar saja.
Lebih dari 90% lalu lintas Friendster berasal dari Asia. Di Asia, pada 2008, Friendster memiliki pengunjung unik bulanan lebih banyak daripada jejaring sosial lain.10 negara teratas yang sering mengakses Friendster menurut Alexa pada 7 Mei 2009 adalah Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Pakistan, Uni Emirat Arab, Sudan, Korea Selatan, Bangladesh, dan India.
Pada bulan Juli 2009 silam, setelah dihantui beberapa masalah teknis dan desain barunya, jejaring sosial ini menghadapi bencana besar. Lalu lintas pengguna Friendster terjun bebas. Baik air bah, penggunanya migrasi ke jejaring sosial Facebook. Perlahan tapi pasti, Friendster "mati suri."

Untuk memastikan penyebabnya, baru-baru ini ada sebuah penelitian yang berjudul "Social Resilience in Online Communities: The Autopsy of Friendster" (Ketahanan Sosial dalam Komunitas Online: Sebuah Autopsi terhadap Friendster)

Penelitian ini dilakukan oleh David Garcia, Pavlin Mavrodiev, dan Frank Schweitzer, dari Swiss Federal Institute of Technology. Ketiganya tertarik untuk mengautopsi Friendster secara digital yang datanya didapat sebelum jejaring sosial itu kehilangan nyawanya.

Penelitian ini bisa dijadikan bahan pembelajaran bagaimana sebuah jejaring sosial bisa berhasil dan gagal. "Ketika biaya -waktu dan usaha- lebih besar dari manfaat yang didapat dari sebuah jejaring sosial, maka itulah saat yang tepat untuk eksodus," kata David Garcia, Gizmodomelansir, 3 Maret 2013.

Dia menjelaskan, ada satu alasan yang membuat para pengguna menjadi loyal, yaitu struktur pertemanan yang diciptakan antarpengguna jejaring sosial.

"Ketahanan suatu jejaring sosial ditentukan oleh jumlah teman dari penggunanya. Jadi, jika sebagian besar pengguna hanya memiliki dua teman, maka jejaring sosial itu akan lenyap. Ketika satu teman kita keluar, maka hanya tersisa satu. Pada akhirnya, kita pun akan meninggalkan jejaring sosial itu," jelas Garcia.

Lain halnya jika para pengguna jejaring sosial memiliki 10 teman. Apabila ada satu teman yang hilang, maka sangat kecil kemungkinan jejaring sosial itu akan mati. "Jadi, struktur jaringan pertemanan yang tepat menjadi indikator penting dalam kesuksesan sebuah jejaring sosial," ujar Gracia.

Pada kenyataannya, kelangsungan hidup sebuah jejaring sosial ditentukan oleh dua faktor. Pertama, hubungan antara manfaat dan biaya, dan kedua adalah jaringan pertemanan. Dalam kasus Friendster, desain baru situs menyebabkan besarnya biaya dari pada manfaat dan jaringan pertemanan yang berkurang drastis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar